Suryaning Dewanti : Sambil nunggu waktu berlalu, kita cerita2 yuk.. (Bagian 1 )

Suryaning Dewanti : Sambil nunggu waktu berlalu, kita cerita2 yuk.. (Bagian 1 )

Dulu sewaktu saya masih kecil, saya sering mendengar "cerita-cerita seru yang menarik tapi cara ceritanya tidak seperti kebanyakan sekarang, yang sampai gembar-gembor teriak-teriak. 

Begini ceritanya, 
"Jadi anak itu harus baik, nggak boleh nakal, sama orang tua harus hormat, sama bapak ibu tidak boleh membantah. sama pak guru dan bu guru juga harus nurut.
Kalau tidak, nanti bisa dimakan sama buto Ijo. ( bayangan saya ijo, gede, matanya merah dan bertaring sama kaya yang mengejar timun mas)". Lalu sambungnya, " Naah
Nanti kalau orang itu sudah mati, orang itu akan ditimbang, kalau ternyata nakalnya lebih berat dari baiknya dan nurutnya, nanti akan di cemplungin ke neraka dan dimakan buto ijo, kalau baiknya lebih berat, nanti akan masuk ke surga. Disurga itu enak, apa-apa ada, ada banyak bidadari yang meladeni kita." (jaman dulu saya mah enggak ngerti kalau konsep bidadari itu ternyata buat gituan). haha..

Rasanya cerita ini di waktu saya kecil, sudah banyak beredar lama dari jaman sebelum saya lahir sepertinya, dan diceritakan secara turun temurun. Hal positifnya yang saya terima adalah, saya memang takut untuk nakal, bukan karena mengerti bahwa nakal itu tidak pantas, tapi lebih cenderung karena TAKUT.

Hal negatifnya, dari awal saya mendengar cerita itu walaupun TAKUT saya juga punya rasa ANEH, tapi hanya cukup sampai aneh. Namun aneh itu berbuntut panjang, dan karena lebih banyak lagi cerita2 yang makin lama makin aneh di pikiran saya, disitulah saya merasa pengen iseng, mencari sumber semua keanehan itu, pucuk dicinta ulam tiba, saya menemukannya setelah mencari hampir 20 tahunan.
Mesir menjadi temuan menarik bagi saya karena ternyata berisi segudang cikal bakal cerita yang terputus kesinambungannya, dan cerita asli yang di gubah dan dikembangkan dalam bentuk cerita yang jauh berbeda maknanya dengan keaslianya sehingga, jadilah cerita yang mejadi tidak logis.
Semua menjadi jelas dan melegakan, terlebih lagi hampir dalam semua penjelasan tulisan2 kuno itu, menyatakan semua itu hanya sebagai personifikasi konsep semesta.

Dalam konsep Mesir Kuno
Maat adalah Dewi yang menggambarkan keadilan, mengapa keadilan harus dalam personifikasi Feminin?
Bisa jadi karena konsep IBU. Ibu itu dimana-mana yang selalu adil terhadap anak2nya ( ini ibu yang waras lho ya)
Dan sangat mungkin pengucapan MAAT ini menjadi MAA (Ibu ) yang lalu menjadi MAMA dalam perlafalannya, MAAT dalam dunia barat manjadi MOTHER ,walaupun sebagian ada yang mengatakan MAAT dibaca MAYET).

Penjelasan gambar diatas, adalah
Bahwa Jantung manusia diyakini sebagai pusat dari Jiwa, sehingga pada saat manusia mengalami kematian, dan sudah di mumifikasi, Anubis si Dewa Kematian ( kebudayaan veda menyebut DEWA YAMA) ini bersama dengan Thoht atau Tehuti ( yang berkepala burung Ibis) Thoth (adalah personifikasi dari energi pola dasar dari daya cipta kearifan dan pengetahuan. Bisa jadi pada perkembangannya Thoht menjadi THOUGHT ( pikiran / thoughtful = kebijaksanaan)
Dan bulu Burung onta diyakini sebagi bulu yang ringan yang tepat digunakan untuk sebagai penyeimbang jiwa manusia. Mengapa dicari yang teringan, kembali pada hal IBU, tidak ada Ibu yang ingin memberatkan anaknya dengan timbangan jiwanya, jadi walaupun perbuatan baiknya tidak banyak, asal timbangan jiwanya lebih berat sedikit saja dari pada bulu burung onta, maka ia tidak adakan dibawa Anubis ke neraka.
Tidak ada seorang Ibu pun yang ingin anaknya dicemplungin ke neraka, makanya Surga diletakan dibawah telapak kakinya,

Satu ruang keanehan dalam daya cipta saya, sudah terjawab, semoga dapat menambah wacana daya cipta semua para pembaca disini,

katanya Ilmu pengetahuan itu bersifat rahasia..walaupun digelar kadang ada yang tak diijinkan untuk melihatnya...

Rahayu


SUMBER : Suryaning Dewanti

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Suryaning Dewanti : Sambil nunggu waktu berlalu, kita cerita2 yuk.. (Bagian 1 )"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel