Salah Satu Bintang Pertama yang Terbentuk di Bima Sakti Ditemukan oleh Para Astronom
23.24
Add Comment
Bintang-bintang pertama Bima Sakti. Kredit: Gabriel Pérez, SMM (IAC) |
Para peneliti di Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC) telah berhasil mengidentifikasi sebuah bintang yang merupakan kunci dari pembentukan unsur-unsur kimia pertama di galaksi Bima Sakti. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.
Penelitian ini menyajikan penemuan salah satu bintang yang teramati memiliki kandungan logam terendah. Bintang ini berjarak 7.500 tahun cahaya dari Matahari, di lingkaran halo Bima Sakti, dan berada di rasi bintang Lynx. Bintang tersebut masih tergolong dalam kategori bintang deret utama dengan massa sekitar 0,7 kali massa Matahari, meskipun memiliki suhu permukaan 400 derajat lebih panas.
Penemuan ini dibuat menggunakan spektra yang diperoleh dari OSIRIS (Optical System for Imaging and low-intermediate-Resolution Integrated Spectoscopy) di Gran Telescopio Canarias, di Observatorium Roque de los Muchachos (Garafía, La Palma). Spektroskopi memungkinkan para astronom untuk menguraikan cahaya dari objek-objek langit untuk mempelajari sifat fisik dan kimia mereka. Spektra dari OSIRIS menunjukkan bahwa salah satu bintang pertama yang terbentuk di Bima Sakti dan diberi nama J0815+4729, hanya memiliki sepersejuta kandungan kalsium dan zat besi apabila dibandingkan dengan Matahari, namun memiliki kandungan karbon yang relatif tinggi, hampir 15 persen lebih melimpah daripada Matahari.
“Kami hanya mengetahui beberapa bintang dalam tipe ini di lingkaran halo Bima Sakti, yang menjadi tempat tinggal bintang-bintang tertua dan memiliki kandungan logam paling rendah di galaksi kita ditemukan,” jelas David Aguado, seorang mahasiswa riset di IAC dan Universitas La Laguna yang merupakan penulis utama artikel tersebut.
“Teori memprediksi bahwa bintang-bintang semacam ini memperoleh material dari supernova bintang generasi pertama, pendahulunya yang merupakan bintang-bintang masif pertama di galaksi, sekitar 300 juta tahun setelah Big Bang” kata Jonay González Hernández. "Terlepas dari umur dan jaraknya dari kita, kita masih bisa mengamatinya,” tambahnya.
Faktanya, bintang ini pertama kali diidentifikasi dari database SDASS (Sloan Digital Sky Survey), dan kemudian diamati dengan instrumen spektograf yang terpasang di teleskop William Herschel, yang juga berada di Observatorium Roque de los Muchachos.
“Bintang ini tersimpan dalam database proyek BOSS, di antara satu juta spektrum bintang yang telah kami analisis, dan cukup memerlukan upaya observasional dan komputasi,” kata Carlos Allende Prieto, seorang peneliti lainnya di IAC. “Dibutuhkan instrumen spektroskopi beresolusi tinggi pada teleskop-teleskop besar untuk mendeteksi unsur-unsur kimia bintang, yang dapat membantu kita untuk memahami supernova pertama dan para pendahulunya,” ia menambahkan.
Dalam waktu dekat, spektograf resolusi tinggi HORS, yang saat ini dalam fase percobaan di Gran Telescopio Canarias, akan menjadi instrumen kunci untuk menganalisis kandungan kimia dari bintang-bintang lemah seperti J0815+4729. Rafael Rebolo, direktur IAC dan rekan penulis makalah ini, mengatakan, “Mendeteksi lithium memberikan kita informasi penting terkait dengan nukleosintesis Big Bang. Kami sedang mengerjakan spektrograf dalam resolusi tinggi dan rentang spektral yang luas untuk mengukur detail komposisi kimia bintang dengan sifat unik seperti J0815+4719.”
Ditulis oleh: Staf www.phys.org
#terimakasihgoogle
0 Response to "Salah Satu Bintang Pertama yang Terbentuk di Bima Sakti Ditemukan oleh Para Astronom"
Posting Komentar