Haruskah Umat Manusia Mencoba Melakukan Kontak dengan Peradaban Cerdas Alien?

kontak-dengan-alien-cerdas-seti-informasi-astronomi
Kredit gambar: Columbia Pictures

Para astronom telah mendeteksi hampir 2.000 planet asing hingga saat ini. Seiring meningkatnya jumlah, demikian pula prospek untuk menemukan bentuk kehidupan cerdas di luar Bumi.

Dalam hal upaya pencarian kehidupan cerdas di luar Bumi atau SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence), kemungkinan tidak lagi hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan “apakah kita sendirian,” kata beberapa orang ilmuwan. Melainkan pertanyaan seberapa ramainya Alam Semesta?

Dan jika memang benar ET (Extra Terrestrial) atau makhluk luar angkasa ada, maka kemungkinan dapat dijangkau menggunakan “gelombang radio” secara langsung ke eksoplanet yang layak huni. Bentuk kriptografi kosmik ini disebut sebagai “SETI Aktif”, yang tidak lagi hanya sekadar mendengarkan sebuah sinyal namun dengan sengaja menyiarkan sinyal, dan apabila memungkinkan akan menjalin kontak dengan makhluk luar angkasa.

SETI Aktif terdengar seperti fiksi ilmiah, namun beberapa astronom mendiskusikannya secara serius hari ini. Gagasannya adalah seperti yang terjadi di masa lalu, sebuah isu kontroversial dengan beberapa periset mewaspadai pengiriman sinyal untuk menjalin kontak dengan bentuk kehidupan asing yang cerdas.

Upaya yang sedang berjalan

“Menurut saya, hal ini adalah sebuah topik untuk didiskusikan,” kata Seth Shostak, seorang astronom senior di Institut SETI, Mountain View, California. Ada banyak lokakarya dan simposium yang telah diselenggarakan selama bertahun-tahun untuk membahas tentang SETI Aktif, katanya, dan karena memiliki komponen yang sangat emosional, “Ini seperti jalur alternatif.”

Shostak mengatakan kepada Space.com bahwa topik tersebut bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

“Tapi mungkin tidak ada persamaan persepsi di masyarakat luas ... bahwa kita telah membahas hal ini terus-menerus, sebab masyarakat luas belum pernah melihat diskusi ini atau berpartisipasi di dalamnya,” katanya.

Tapi, penemuan eksoplanet telah diberitakan di seluruh dunia, kata Shostak. “Penemuan tersebut merupakan keseluruhan dari pertanyaan tentang kehidupan di luar angkasa di depan publik dengan cara yang dianggap tidak benar 20 tahun yang lalu.”

Namun, mencoba untuk mencari tahu apa hal terbaik yang harus dilakukan, dalam hal SETI Aktif, adalah sebuah upaya yang sedang berjalan, kata Shostak. “Cara terbaik apa untuk berkomunikasi? Apa yang seharusnya Anda lakukan, .... hanya mengirim mereka dengan sinyal gelombang radio yang berisi pesan sandi tentang segala informasi yang ada di situs Wikipedia? Jika Anda berniat melakukannya, maka cara terbaik apa untuk melakukan komunikasi?”

Kemungkinan kecil

Beberapa tahun yang lalu, Stephen Hawking, seorang astrofisikawan terkenal dari Inggris, berpendapat bahwa menjalin komunikasi dengan ET bisa saja merupakan ancaman bagi Bumi.

Meskipun terdapat kemungkinan bahwa alien benar-benar ada, kata Hawking, kunjungan ke Bumi oleh makhluk luar angkasa mungkin tidak akan berjalan baik, mirip ketika Christopher Columbus mendarat di Amerika, yang merupakan bencana bagi penduduk asli Amerika.

“Hawking mempertimbangkan banyak hal ketika menyampaikan pernyataan tersebut beberapa tahun yang lalu, bahwa kita seharusnya tidak menyiarkan keberadaan kita kepada kosmos karena akan membawa dampak yang kurang baik kita,” kata Chris Impey, Wakil Kepala Departemen Astronomi di Universitas Arizona di Tucson. Impey juga penyunting buku yang diterbitkan pada tahun 2013 berjudul: “Encountering Life in the Universe: Ethical Foundations and Social Implications of Astrobiology.”

alam-semesta-peradaban-alien-cerdas-seti-informasi-astronomi
Dimanakah mereka? Inilah pertanyaan besar di Alam Semesta yang besar. Para astronom yang menggunakan Teleskop Antariksa Hubble milik NASA telah merakit gambar yang diambil pada tahun 2014 oleh Hubble Ultra Deep Field.
Kredit: NASA, ESA, H. Teplitz dan M. Rafelski (IPAC/Caltech), A. Koekemoer (STScI), R. Windhorst (Universitas Negeri Arizona), dan Z. Levay (STScI)

“Dia benar tentang ketidakmatangan kita sebagai spesies,” kata Impey kepada Space.com, “tapi menurut saya argumen tersebut dapat diperdebatkan karena peradaban cerdas cenderung jarang muncul sehingga komunikasi yang dilakukan sangatlah sulit, bahkan tidak mungkin.”

SETI Aktif, kata Impey, “membuat kita merasa sedikit lebih proaktif, tapi saya pikir kemungkinan keberhasilannya sangat kecil, lebih buruk daripada membeli sebuah tiket lotere.”

Bagi Impey, “pendekatan yang menjanjikan” bukanlah SETI konvensional atau penyiaran sinyal, namun mendeteksi peradaban asing melalui jejak energi atau teknologi mereka, “dan upaya tersebut akan menghindarkan kita semua dari masalah yang timbul dari keinginan untuk melakukan kontak dengan makhluk luar angkasa.”

Misteri-misteri besar yang belum terpecahkan

Steven Dick, yang menjabat sebagai Baruch S. Blumberg NASA atau Ketua Kongres Astrobiologi Kluge Center di Washington, turut pula menyampaikan pendapatnya terkait dialog SETI Aktif.

“Saya sepakat dengan program SETI pasif, dan sebenarnya saya akan mengadvokasi pendanaan baru bagi pemerintah setelah selang waktu 20 tahun,” kata Dick kepada Space.com. “Itu karena keberadaan makhluk luar angkasa yang cerdas adalah salah satu misteri sains yang belum terpecahkan.”

Dick mengatakan bahwa upaya pencarian astrobiologi NASA saat ini berpusat pada mikroba, tapi pastinya tetap akan ada upaya pencarian yang melampaui mikroorganisme dan kehidupan kompleks menggunakan sarana apa pun yang tersedia.

“Di sisi lain, saya tidak akan mengusulkan pendanaan kepada pemerintah yang ditujukan untuk mengirim pesan kepada makhluk luar angkasa cerdas. Saya pikir kita harus terlebih dahulu mencari ET, dan kemudian beralih kepada periode ketika sebuah tim yang terdiri dari ilmuwan sains, ilmuwan sosial dan melibatkan masyarakat luas untuk mempertimbangkan pesan apa yang harus disampaikan,” kata Dick.

Pola pikir yang berbeda

Namun, Dick sama sekali tidak optimis bahwa komunikasi dengan ET dapat dilakukan. Dia pikir kita telah meremehkan bagaimana perbedaan pola pikir alien apabila dibandingkan dengan kita, termasuk perbedaan dalam sains dan matematika mereka.

Dan perbedaan pola pikir itu bisa menjelaskan paradoks Fermi, kata Dick. Paradoks yang dikaitkan dengan fisikawan Enrico Fermi, adalah kontradiksi nyata antara probabilitas tinggi bahwa peradaban-peradaban di luar Bumi benar-benar ada dalam jumlah yang besar, dan tidak adanya kontak dengan peradaban-peradaban semacam itu. Oleh karena itu, pada tahun 1950 Fermi bertanya kepada rekan-rekannya saat makan siang: “Dimanakah semua orang?”

"Karena itu, akan sangat sulit untuk mengatur proyek-proyek yang dilakukan baik oleh individu maupun institusi yang ingin mencoba menyampaikan pesan kepada makhluk luar angkasa yang cerdas, dan saya juga tidak akan menganjurkan peraturan untuk mengatur hal tersebut,” kata Dick. Menurutnya, kemungkinan apakah ET akan baik atau buruk adalah setara.

“Kami belum cukup memahami tentang evolusi altruisme di Bumi, apalagi di antara bentuk-bentuk kehidupan cerdas asing lainnya, untuk mengatakan bahwa semua ET adalah baik, kata Dick. “Itu hanyalah sekadar harapan bukan fakta."

Berkas sinyal terarah

Tapi, bukankah sebenarnya kita sudah mengungkapkan diri kita kepada kosmos melalui sinyal TV, radar militer dan sinyal-sinyal lainnya? Bahkan termasuk musik yang telah melayang di Alam Semesta, dan secara sengaja memang diarahkan ke sebuah bintang tertentu.

Memang benar, kata Dick, tapi tetaplah tidak sama dengan mengirim berkas sinyal secara sengaja diarahkan ke sebuah target seperti eksoplanet yang layak huni.

“Namun, gagasan tentang planet Bumi yang meringkuk ketakutan menghadapi Alam Semesta bukanlah sebuah planet yang ingin saya tinggali. Upaya yang dilakukan oleh SETI adalah bagian dari kesadaran kosmos kita yang semakin meningkat, dan karena itu tidak dapat dihentikan,” kata Dick. “Bahwa kemudian menjadi subjek dari kontroversi... hal ini adalah indikasi betapa seriusnya subjek tentang bentuk kehidupan cerdas di Alam Semesta!”

piringan-emas-voyager-informasi-astronomi
Voyager I dan II, wahana antariksa kembar milik NASA masing-masing telah diluncurkan pada bulan Agustus dan September 1977. Di dalam masing-masing pesawat antariksa tersebut terdapat sebuah piringan emas, koleksi pemandangan, suara dan salam dari Bumi. Terdiri dari 117 gambar dan salam dalam 54 bahasa, dengan berbagai suara alami dan buatan manusia seperti badai, gunung berapi, peluncuran roket, pesawat terbang dan suara hewan.
Kredit: NASA

Konsekuensi kontak

“Ya, permasalahan ini harus diperdebatkan ulang,” kata Michael Michaud, penulis buku yang diterbitkan pada tahun 2007 berjudul, “Contact with Alien Civilizations: Our Hopes and Fears about Encountering Extraterrestrials.”

Michaud adalah mantan pegawai di Departemen Luar Negeri A.S. dan telah lama memikirkan serta menulis mengenai probabilitas dan konsekuensi untuk melakukan kontak dengan peradaban di luar Bumi.

“Penyelenggara SETI Aktif telah melanggar kebijaksanaan konvensional dari para perintis SETI, yang hanya mendengarkan sinyal dan tidak mengirimkannya,” kata Michaud kepada Space.com. “Perubahan ini mungkin didorong oleh ketidaksabaran oleh para personel SETI setelah 40 tahun melakukan pencarian tanpa hasil.”

“Tapi SETI Aktif bukanlah sains,” kata Michaud. “Ini adalah usaha untuk memancing tanggapan dari peradaban asing yang kemampuan dan maksudnya tidak kita ketahui.”

Mereka yang paling bersemangat untuk mengirim pesan bertenaga tinggi tidak memikirkan konsekuensinya, Michaud mengatakan, tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tapi juga untuk seluruh spesies manusia. “Tidak ada bukti secara ilmiah maupun historis yang memberitahu kita bahwa hanya merekalah yang akan menanggung konsekuensi kontak.”

Sinyal kuat yang disengaja

Michaud mengatakan bahwa peradaban asing yang mampu mendeteksi sinyal kita hampir pasti akan berteknologi lebih maju daripada kita, dan mungkin cukup cakap dan sabar untuk mengirimkan wahana peneliti melintasi ruang angkasa dalam jarak tahunan cahaya. Para ilmuwan dan insinyur telah menunjukkan bahwa pesawat antariksa robotik yang mampu menjangkau bintang-bintang terdekat bisa dilakukan oleh sebuah peradaban yang hanya sedikit lebih maju daripada peradaban kita.

Michaud juga menentang klaim lama bahwa kita sudah terdeteksi atau deteksi tidak dapat terelakkan. Para ahli telah menunjukkan bahwa sinyal-sinyal normal yang dipancarkan dari Bumi terlalu lemah untuk didengar dalam jarak antar bintang tanpa antena raksasa yang luar biasa besar, katanya.

“Mengirimkan sinyal kuat secara disengaja adalah keputusan yang harus disetujui oleh seluruh umat manusia,” kata Michaud. “Kita harus melakukan debat secara terbuka tentang apakah kita memperbolehkan peradaban kita lebih mudah terdeteksi daripada sebelumnya.”

Ditulis oleh: Leonard David, Kolumnis Space Insider www.space.com


Leonard David telah meliput berita tentang industri antariksa selama lebih dari lima dekade. Dia adalah mantan direktur penelitian untuk Komisi Nasional Ruang Angkasa dan merupakan rekan penulis buku yang ditulis oleh Buzz Aldrin pada tahun 2013 berjudul “Mission to Mars-My Vision for Space Exploration” yang telah diterbitkan oleh National Geographic. 

#terimakasihgoogle

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Haruskah Umat Manusia Mencoba Melakukan Kontak dengan Peradaban Cerdas Alien?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel