Seluruh Galaksi di Alam Semesta Tampaknya Memiliki Satu Fitur Sama yang Mengejutkan

Mekanisme jam kosmik yang indah

galaksi-kincir-angin-spiral-m101-informasi-astronomi
Galaksi kincir angin spiral M101.
(Teleskop Subaru/Teleskop Antariksa Hubble Subaru/ Robert Gendler/APOD)

Terdapat sejumlah keteraturan mengejutkan dan aneh di Alam Semesta kita yang kacau, para astronom telah menemukan bahwa seluruh galaksi, terlepas dari ukurannya, membutuhkan waktu sekitar satu miliar tahun untuk menyelesaikan satu kali rotasi penuh.

Hal ini berarti material di bagian tepi terluar galaksi membutuhkan waktu sekitar satu miliar tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit terhadap pusat galaksi (seperti Bima Sakti, pusat galaksinya adalah Sagitarius A*, sebuah lubang hitam supermasif).

“Mekanisme tersebut tidak seperti ketepatan yang dimiliki oleh jam tangan buatan Swiss,” jelas Gerhardt Meurer, ketua tim peneliti dari University of Western Australia yang merupakan cabang dari International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR).

“Tapi terlepas dari besar kecilnya ukuran galaksi, jika Anda bisa berada di bagian tepi terluar cakram galaksi saat berputar, maka akan diperlukan waktu sekitar satu miliar tahun bagi Anda untuk mengorbit pusat galaksi.”

Menariknya, karena seluruh bintang di galaksi kita mengorbit pusat galaksi pada kecepatan yang kurang lebih sama, objek-objek yang berada di dekat pusat galaksi tidak membutuhkan waktu lama untuk mengorbit Sagitarius A*.

Itulah mengapa sebuah tahun kosmik, waktu yang dibutuhkan bagi Tata Surya kita untuk menyelesaikan orbit, hanya 225 hingga 250 juta tahun.

Disinilah asal dari teori materi gelap, karena tidak cukup banyak massa yang dapat diamati di dalam Bima Sakti untuk menjelaskan efek ini, kecuali jika kita salah memahami gravitasi, atau memang sebenarnya ada massa yang tidak dapat kita lihat.

Temuan tim ini berarti bahwa untuk galaksi yang ukurannya lebih kecil, maka material akan bergerak lebih lambat, karena jaraknya lebih dekat dengan pusat galaksi untuk menempuh rotasi dalam jumlah waktu yang sama.

Para peneliti mengukur kecepatan radial hidrogen netral di sekitar 130 galaksi, mulai dari galaksi berukuran katai yang tidak beraturan hingga galaksi spiral yang sangat besar. Kisaran galaksi membentang sebanyak 30 faktor dalam ukuran dan kecepatan.

Pengukuran ini memungkinkan tim untuk menghitung waktu yang dibutuhkan setiap galaksi untuk menyelesaikan rotasi, dan keseluruhan membutuhkan waktu kurang lebih satu miliar tahun.


Mereka juga menemukan korelasi antara distribusi cahaya dan atom hidrogen di bagian tepi galaksi, sehingga memungkinkan tim untuk mengkonfirmasi bahwa pengamatan mereka terhadap rotasi selama satu miliar tahun memang terjadi di bagian tepi galaksi yang mereka pelajari.

Dan, pada akhirnya mereka menemukan sesuatu yang lain, bintang yang usianya lebih tua. Berdasarkan model yang ada, mereka berharap dapat menemukan bintang-bintang muda yang menghuni lingkaran tepi galaksi, tetapi para peneliti malah menemukan populasi bintang yang berusia lebih tua secara signifikan, dengan hanya sejumlah kecil bintang-bintang muda dan gas antar bintang yang tipis.

“Ini adalah hasil yang penting, karena dengan mengetahui di mana sebuah galaksi berakhir, berarti para astronom dapat membatasi pengamatan kami dan tidak perlu membuang waktu, tenaga dan kekuatan pemrosesan komputer untuk mempelajari data dari titik itu,” kata Meurer.

"Jadi karena penelitian ini, kita sekarang tahu bahwa galaksi berputar satu kali setiap satu miliar tahun, melalui bagian tepi tajam terluar yang dihuni oleh campuran dari gas antar bintang, dengan bintang-bintang yang usianya tua dan muda.”

Tim tersebut mencatat bahwa penelitian mereka mungkin akan mengalami bias seleksi,  karena dari seluruh galaksi yang ada di Alam Semesta, mungkin secara kebetulan mereka hanya memilih secara acak untuk menunjukkan kesamaan karakteristik. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah hasilnya dapat diterapkan secara universal.

Makalah tim peneliti tersebut telah diterbitkan pada Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.

Ditulis oleh: Michelle Starr, www.sciencealert.com


#terimakasihgoogle

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Seluruh Galaksi di Alam Semesta Tampaknya Memiliki Satu Fitur Sama yang Mengejutkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel